Minggu, 17 April 2011

Indikator Abilitas Guru

            Abilitas dapat dipandang sebagai suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Abilitas seorang guru secara aplikatif indikatornya dapat digambarkan melalui delapan keterampilan mengajar (teaching skills), yakni:

1. Keterampilan Bertanya (Questioning skills)
           Dalam proses pembelajaran, bertanya memainkan peranan penting, hal  ini dikarenakan pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik melontarkan pertanyaan yang tepat akan memberikan dampak positif terhadap siswa,
yiatu:
    a. Meningkatkan pastisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
    b. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu masa-lah yang sedang dibicarakan.
    c. Mengembangkan pola fikir dan cara belajar aktif dari siswa, karena pada hakikatnya berpikir itu sendiri
        sesungguhnya adalah bertanya.
    d. Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan mem-bantu siswa agar dapat     
         menentukan jawaban yang baik.
     e. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas. Pertanyaan yang baik menurut
         Uzer Usman (1992: 67) adalah:
                   a. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa.
                   b. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
                   c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
                   d. Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menja-wab pertanyaan.
                   e. Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata.
                   f. Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul kebera-nian siswa untuk 
                      menjawab dan bertanya.
                   g. Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri ja-waban yang benar.

2. Keterampilan Memberi Penguatan (Reinforcement Skills)
             Penguatan adalah segala bentuk respon apakah bersifat verbal (diungkapkan dengan kata-kata langsung seperti: bagus, pintar, ya, betul, tepat sekali, dan sebagainya), maupun nonverbal (biasanya dilakukan dengan gerak, isyarat, pendekatan, dan sebagainya) merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa yang bertujuan untuk memberikan
informasi atau umpan balik (feedback) bagi siswa atas perbuatannya sebagai suatu tindak dorongan atau koreksi. Reinforcement dapat berarti juga respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Tindakah tersebut dimaksudkan untuk memberikan ganjaran atau membesarkan hati siswa agar mereka lebih giat berpartisipasi dalam interaksi pembelajaran.
Tujuan dari pemberian penguatan ini adalah untuk:
            (1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap pembelajaran.
            (2) Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
            (3) Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.

Ada 4 cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu:
        a. Penguatan kepada pribadi tertentu. Penguatan harus jelas kepada siapa ditujukan, yaitu dengan cara
            menyebutkan namanya, sebab bila tidak jelas akan tidak efektif.
        b. Penguatan kepada kelompok siswa, yaitu dengan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa
            yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
        c. Pemberian penguatan dengan cara segera. Penguatan seharusnya diberikan sesegera mungkin setelah 
            muncul tingkah laku/respon siswa yang diharapkan. Penguatan yang ditunda cenderung kurang efektif.
        d. Variasi dalam penggunaan. Jenis penguatan yang diberikan hendaknya bervariasi, tidak terbatas pada
            satu jenis saja karena akan menimbulkan kebosanan, dan lama kelamaan akan kurang efektif.

3. Keterampilan Mengadakan Variasi
            Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kejenuhan siswa, sehingga dalam situasi belajar mengajar, siswa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi. Tujuan dan manfaat variation skills adalah untuk:
             a. Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan.
             b. Memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimiliki siswa
             c. Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar
                 yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
             d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.

Ada tiga prinsip penggunaan variation skills yang perlu diperhatikan guru yaitu:
        a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak
            dicapai.
        b. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian
             siswa dan tidak mengganggu kegiatan pembelajaran.
        c. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana pelaksanaan
            pembelajaran (RPP).

4. Keterampilan Menjelaskan (Explaning skills)
           Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan lainnya, misalnya sebab dan akibat. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan aspek yang sangat penting dari kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa di dalam kelas. Tujuan pemberian penjelasan dalam pembelajaran adalah:
(1) membimbing siswa untuk dapat memahami konsep, hukum, dalil, fakta, dan prinsip secara objektif dan bernalar;
(2) melibatkan siswa untuk berfikir dengan memacahkan masalah-masalah atau pertanyaan;
(3) mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahpahaman siswa; dan
(4) membimbing siswa untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti dalam memecahkan masalah.

a. Komponen-komponen dalam Menjelaskan (explaning skills)
1) Merencanakan
Penjelasan yang dilakukan guru perlu direncanakan dengan baik, terutama
yang berkenaan dengan isi materi dan siswa itu sendiri. Isi materi meliputi
analisis masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di
antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan rumus, hukum, generalisasi
yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan. Hal-hal yang
berhubungan dengan siswa hendaknya diperhatikan perbedaan individual tiap
30
siswa baik itu usia, tugas perkembangan, jenis kelamin, kemampuan, interes,
latar belakang sosial budaya, bakat, dan lingkungan belajar anak.
2) Penyajian Suatu Penjelasan
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya dengan memperhatikan
hal-hal berikuti ini:
a) Kejelasan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti oleh siswa, hindari penggunaan kata yang tidak
perlu.
b) Penggunaan Contoh dan Ilustrasi. Memberikan penjelasan sebaiknya
menggunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang
dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual).
c) Pemberian Tekanan. Dalam memberikan penjelasan guru harus memusatkan
perhatian siswa kepada masalah/topik utama dan mengurangi informasi
yang tidak terlalu penting.
d) Penggunaan Balikan. Guru hendaknya memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan, atau ketidakmengertian
siswa ketika penjelasan itu diberikan.
5. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and
Closure Skills)
Membuka pelajaran (set insuction) adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan pra-kondisi
bagi siswa agar mental maupun perhatiannnya terpusat pada apa yang
akan dipelajarinya, sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif
terhadap kegiatan belajar.
Menutup pelajaran (closure) adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari oleh siswa,
mengetahui tingkat pencapaian siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
Komponen membuka dan menutup pelajaran sebagaimana dijelaskan
M. Uzer Usman (1992: 85) adalah sebagai berikut:
31
a. Membuka Pelajaran
Membuka Pelajaran, komponennya meliputi:
1) Menarik perhatian siswa. Gaya mengajar, penggunaan media pembelajaran
atau pola interaksi yang bervariasi.
2) Menimbulkan motivasi, disertasi kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan
rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan
memperhatikan minat atau interest siswa.
3) Bemberi acuan melalui berbagai usaha, seperti mengemukakan tujuan
pembelajaran dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang
akan dilakukan, mengingatkan masalah pokok yang akan diba-has dan
mengajukan beberapa pertanyaan.
4) Memberikan apersepsi (memberikan kaitan antara materi sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari) sehingga materi yang dipelari
merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak terpisah-pisah.
b. Menutup Pelajaran.
Dalam menutup pelajaran, cara yang harus dilakukan guru adalah:
1) Meninjau kembali penguasaan materi pokok dengan merangkum atau
menyimpulkan hasil pembelajaran.
2) Melakukan evaluasi. Bentuk evaluasi yang dilakukan oleh guru antara
lain adalah mendemonstrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide baru
pada situasi lain, mengeksplorasi pendapat siswa sendiri dan memberikan
soal-soal tertulis.
6. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok
siswa dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan dan pemacahan masalah.
Siswa berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah bimbingan
guru atau temannya untuk berbagi informasi, pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan.
Komponen-komponen yang perlu dikuasi guru dalam membimbing diskusi
kelompok yaitu:
a. Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, dengan cara
32
merumuskan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi, kemukakan
masalah-masalah khusus, catat perubahan atau penyimpangan diskusi
dari tujuan dan merangkum hasil diskusi.
b. Memperjelas masalah, untuk menghindari kesalahpahaman dalam memimpin
diskusi seorang guru perlu memperjelas atau menguraikan permasalahan,
meminta komentar siswa, dan menguraikan gagasan siswa dengan
memberikan informasi tambahan agar kelompok peserta diskusi memperoleh
pengertian yang lebih jelas.
c. Menganalisis pandangan siswa. Adanya perbedaan pendapat dalam diskusi,
menuntut seorang guru harus mampu menganalisis dengan cara memperjelas
hal-hal yang disepakati dan hal-hal yang perlu disepakati di samping
meneliti apakah suatu alasan mempunyai dasar yang kuat.
d. Meningkatkan urunan siswa, yaitu mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang, memberikan contoh dengan tepat, dan memberikan
waktu untuk berpikir dan memberikan urun pendapat siswa dengan penuh
perhatian.
e. Memberikan kesempatan untuk berpartisipasi, dilakukan dengan cara
memancing pertanyaan siswa yang enggan berpartisipasi, memberikan
kesempatan pada siswa yang belum bertanya (diam) terlebih dahulu, mencegah
monopoli pembicaraan, dan mendorong siswa untuk berkomentar
terhadap pertanyaan temannya.
f. Menutup diskusi, yaitu membuat rangkuman hasil diskusi, menindaklanjuti
hasil diskusi dan mengajak siswa untuk menilai proses maupun hasil
diskusi.
g. Hal-hal yang perlu dihindari yaitu mendominasi/monopoli pembicaraan
dalam diskusi, membiarkan terjadinya penyimpangan dalam diskusi.
7. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi
gangguan dalam proses pembelajaran, seperti penghentian perilaku siswa
yang memindahkan perhatian kelas, memberikan ganjaran bagi siswa yang
tepat waktu dalam dalam menyelesaikan tugas atau penetapan norma kelompok
yang produktif.
33
Komponen-komponen dalam mengelola kelas adalah sebagai berikut:
1) Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan
kondisi belajar yang optimal, seperti menunjukkan sikap tanggap, memberikan
perhatian, memusatkan perhatian kelompok, memberikan petunjuk
yang jelas, menegur bila siswa melakukan tindakan menyimpang,
memberikan penguatan (reinforcement).
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar
yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa
yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat melakukan tindakan
remidial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Guru
dapat menggunakan strategi:
a) Modifikasi tingkah laku. Guru hendaknya menganalisis tingkah laku
siswa yang mengalami masalah/kesulitan dan berusaha memodifikasi
tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan
secara sistematis.
b) Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan
cara memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama di antara siswa dan
memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Di samping dua jenis keterampilan di atas, hal lain yang perlu diperhatikan
oleh guru dalam pengelolaan kelas adalah menghindari campur tangan
yang berlebihan, menghentikan penjelasan tanpa alasan, ketidaktepatan memulai
dan mengakhiri kegiatan, penyimpangan, dan sikap yang terlalu membingungkan.
8. Keterampilan Pembelajaran Perseorangan
Pembelajaran ini terjadi bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas
yaitu antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Hakikat pembelajaran perseorangan adalah:
a. Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa
dengan siswa.
b. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing.
34
c. Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
d. Siswa dilibatkan dalam perencanaan kegiatan pembelajaran.
Peran guru dalam pembelajaran perseorangan ini adalah sebagai organisator,
nara-sumber, motivator, fasilitator, konselor dan sekaligus sebagai peserta
kegiatan.
Komponen-komponen yang perlu dikuasi guru berkenaan dengan pembelajaran
perseorangan ini adalah:
a. Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
b. Keterampilan mengorganisasi.
c. Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, yaitu memungkinkan
guru membantu siswa untuk maju tanpa mengalami frustasi. Hal ini
dapat dicapai bagi guru yang memiliki keterampilan dalam memberikan
penguatan dan mengembangkan supervisi.
d. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran,
mencakup membantu siswa menetapkan tujuan dan menstimulasi siswa
untuk mencapai tujuan tersebut, merencanakan kegiatan pembelajaran
bersama siswa yang mencakup kriteria keberhasilan, langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, waktu serta kondisi belajar, bertindak sebagai supervisor
dan membantu siswa menilai pencapaiannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar